Jumat, 05 Juni 2009

KIsah Nabi Adam a.s.

a. Nabi Adam a.s. sebagai Manusia Pertama
Nabi Adam a.s. (alaihis salaam) merupakan nenek moyangnya manusia di dunia ini. Mengapa? Hal ini disebabkan Nabi Adam a.s. adalah manusia yang pertama kali diciptakan oleh Allah swt. dengan tangan-Nya sendiri. Karena itu, Nabi Adam a.s. sering disebut juga sebagai bapak semua manusia. Semua manusia di dunia ini merupakan keturunan Nabi Adam a.s. Nabi Adam a.s. diciptakan oleh Allah swt. dari tanah liat yang kering. Dari tanah liat kering tersebut Allah membentuk makhluk, yaitu manusia. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an surah Al-Hijr [15] ayat 26 yang artinya: “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (Q.S Al-Hijr [15]: 26)
Setelah Adam terbentuk, kemudian Allah swt. meniupkan ruh ke dalam tubuhnya. Sejak saat itu, Adam hidup dan menjadi manusia yang lahir tanpa ayah dan ibu. Namun, sebelumnya Allah swt. juga telah menciptakan makhluk lain, seperti malaikat dan jin. Malaikat dan jin termasuk makhluk gaib, yaitu makhluk yang tidak dapat dilihat. Malaikat diciptakan dari nur atau cahaya, sebagaimana dijelaskan dalam sabda Nabi Muhammad SAW.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُلِقَتِ الْمَلاَ ئِكَةُ مِنْ نُوْرٍ (رواه مسلم
Artinya: “Dari ‘Aisyah telah berkata, telah bersabda Rasulullah saw: Malaikat itu diciptakan dari cahaya.” (H.R. Muslim)

ِAdapun jin adalah makhluk Allah yang diciptakan dari api yang sangat panas. Hal ini dijelaskan dalam Al Quran surah Al-Hijr [15] ayat 27 yang artinya: “Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (Q.S. Al Hijr [15]: 27)

Selain diutus sebagai nabi dan rasul, Nabi Adam a.s. dijadikan sebagai khalifah di bumi ini. Oleh karena itu, Nabi Adam a.s. telah dilebihkan oleh Allah swt. dengan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk menggali dan mengungkapkan benda-benda alam yang ada di bumi ini. Setiap ada yang bertanya mengenai nama-nama benda di dunia ini, Nabi Adam a.s. dapat menyebutkan nama-nama benda tersebut dengan benar.
Dengan adanya kelebihan dan keistimewaannya itu, kemudian Allah swt. memerintahkan para malaikat dan jin untuk bersujud kepada Nabi Adam a.s. sebagai penghormatan kepadanya. Para malaikat pun berkumpul dan mengelilingi Nabi Adam a.s., lalu mereka bersujud sebagai penghormatan kepada Nabi Adam a.s. untuk memenuhi perintah Allah. Sebaliknya, jin menolak dan membangkang terhadap perintah Allah swt. tersebut. Jin inilah yang dinamakan iblis. Iblis menolak untuk bersujud atau menghormat kepada Adam a.s. karena ia menganggap dirinya lebih mulia daripada Adam a.s. Adam diciptakan dari tanah, sedangkan Iblis diciptakan dari api. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-Hijr [15] ayat 32 dan 33 yang artinya: Dia (Allah berfirman): "Wahai iblis! Apa sebabnya kamu (tidak ikut) sujud bersama mereka?" Ia (iblis): "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk." (Q.S. Al-Hijr [15] 32-33)

Akibat penolakan itu, akhirnya Allah swt. mengusir iblis dari surga dan melaknatnya untuk selama-lamanya hingga hari pembalasan. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an surah Sad [38] ayat 77 – 78 yang artinya: (Allah) berfirman, “Kalau begitu keluarlah kamu dari surga! Dan sungguh, kutukan-Ku. tetap atasmu sampai hari pembalasan." (Q.S. Shaad [38]: 77 – 78 )
Sebelum keluar dari surga, iblis mengajukan dua permohonan yaitu umur yang panjang hingga hari kiamat dan izin untuk menggoda dan menyesatkan Adam serta anak cucunya, kecuali orang-orang yang menaati segala petunjuk dan perintah Allah swt. Allah swt. mengabulkan kedua permintaan iblis tersebut dan kelak mereka akan dimasukkan ke dalam neraka. Sejak saat itulah iblis berjanji kepada Allah, bahwa ia akan menggoda dan menyesatkan anak-anak Adam dan keturunannya. Bahkan iblis telah menetapkan dirinya sebagai musuh abadi manusia hingga hari kiamat kelak.
b. Nabi Adam a.s. Dikeluarkan dari Surga
Untuk mendampingi Nabi Adam a.s. agar tidak hidup sendirian, Allah swt. menciptakan manusia lainnya yang berjenis kelamin perempuan, yaitu Siti Hawa seorang wanita cantik sebagai pasangan hidup (istri) Nabi Adam a.s di surga. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an surah Ar-Rum [30] ayat 21 yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran-Nya) ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)bagi kaum yang berpikir.” (Q.S. Ar-Rum [30]: 21)
Nabi Adam dan Siti Hawa hidup bersama dalam surga dengan suatu batasan tidak boleh mendekati sebuah pohon (pohon khuldi) agar mereka tidak termasuk orang-orang yang zhalim. Di dalam surga, Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa hidup berbahagia di sana. Mereka mendapatkan segala kenikmatan yang diinginkannya dan tidak mengalami kesusahan sedikit pun. Iblis merasa iri melihat kebahagiaan Adam dan istrinya tersebut. Iblis yang mengetahui larangan Allah kepada Nabi Adam dan istrinya, kemudian menggoda Nabi Adam dan Hawa agar mereka mau mendekati dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Pada awalnya, Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa tidak menghiraukan bisikan iblis itu. Namun, iblis tidak berputus asa, ia terus-menerus menggoda Nabi Adam a.s. dan istrinya agar mau mendekati pohon tersebut. Akhirnya, Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa tergoda juga dengan bujuk rayu iblis. Mereka pun lupa bahwa mereka dilarang oleh Allah untuk mendekati dan memakan buah pohon tersebut. Seketika itu pula pakaian mereka terlepas dari tubuh mereka. Setelah menyadari kesalahan mereka, Adam dan Hawa sangat menyesali perbuatan mereka. Kemudian, Adam dan hawa memohon ampunan kepada Allah swt. Allah swt berkenan menerima tobat dan mengampuni kesalahan mereka. Adam dan Hawa merasa tenang setelah Allah swt. mengampuni kesalahan mereka. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an surah Al Baqarah [2] ayat 37 dan surah Al A’raaf [7] ayat 23 yang artinya: “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia-pun menerima tobatnya. Sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.” (Q.S. Al Baqarah [2]:37) yang artinya: “Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (Q.S. Al-A’raf [7] : 23)
Allah menerima tobatnya dan mengampuni Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa. Kemudian, Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke muka bumi ini di tempat yang berbeda.
c. Kisah Qabil dan Habil
Setelah cukup lama Nabi Adam a.s. dan Hawa berpisah, akhirnya Allah swt. mempertemukan kembali Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa di Padang Arafah, yaitu di Jabal ar-Rahmah (Bukit Rahmah). Pertemuan di antara keduanya ini penuh dengan rahmah karena dari pertemuan ini, beberapa tahun kemudian Siti Hawa hamil dan melahirkan anak kembar di antaranya pasangan Qabil (laki-laki) dan Iqlima (perempuan). Kemudian, pasangan Habil (laki-laki) dan Labuda (perempuan). Begitulah seterusnya, setiap Hawa melahirkan anaknya selalu kembar dan berpasangan hingga ia melahirkan sebanyak 21 kali. Adapun pasangan yang terakhir lahir bernama Abdul Mughits dan Amatul. Sementara itu, menurut Ibn Ishaq total jumlah anak-anak Adam a.s. dengan Hawa adalah 40; dengan 20 anak kembar laki-laki dan wanita.
Sebagaimana kalian ketahui bahwa Qabil dan Habil adalah saudara sekandung, kakak beradik, dari Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa. Kedua putra Nabi Adam a.s. ini memiliki sifat yang berbeda. Oleh karena itu, di antara keduanya sering terjadi perselisihan di antara keduanya yang berakhir dengan pembunuhan Habil yang dilakukan oleh Qabil. Peristiwa itu berawal ketika Allah memerintahkan Nabi Adam a.s. untuk menikahkan Qabil dan Habil secara silang. Artinya, Qabil harus dinikahkan dengan Labuda dan Habil dinikahkan dengan Iqlima. Namun, mendengar hal itu Qabil tidak setuju karena ia merasa Iqlima-lah yang pantas dijodohkan dengannya bukan dengan Habil. Untuk mengatasi hal tersebut, Allah memerintahkan kepada Nabi Adam a.s. agar kedua anaknya itu melakukan pengorbanan di atas sebuah bukit. Jika korbannya diterima Allah swt. maka ia berhak nikah dengan Iqlima. Ternyata korban yang diterima oleh Allah swt. adalah korbannya Habil, sedangkan korban Qabil ditolak. Karena korbannya ditolak oleh Allah swt., Qabil bertambah iri dan marah, kemudian ia membunuh Habil. Selanjutnya, Qabil menguburkan mayat Habil sebagaimana yang dicontohkan oleh burung gagak yang dikirim oleh Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an surah Al-Maidah (5) ayat 31 yang artinya: “Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, "Oh, celaka aku! Mengapa Aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal.” (Q.S. Al-Maidah [5]: 31)
Setelah selesai mengubur Habil, Qabil tidak bisa tertawa selama 100 tahun dan tidak terlihat kemenangannya atas dirinya. Kemudian, Qabil pergi ke Kota Aden di daerah Yaman.

2 komentar:

Sopandi mengatakan...

i think very good to share this

nappadrick mengatakan...

PokerStars Casino Canada Review
PokerStars Casino Canada is 라이브 바카라 in the process of acquiring an online gaming operator. This 바카라몬 is due w88 com login to the high level of 해외배당흐름 bonuses 다파벳 and offers and

 

Post Terbaru

usahamuslim.co.nr

Pengikut

Komentator

Ngaji online

Streaming Network

Telaga Hati

Sponsor

Writing Blogs - Blog Catalog Blog Directory Writing Blogs - Blog Catalog Blog Directory