Selasa, 30 Juni 2009

Kisah Juraij Sang Ahli Ibadah

Juraij adalah seorang hamba Allah yang ahli ibadah. Setiap hari ia berdiam diri di tempat ibadahnya Pada suatu hari ketika Juraij sedang shalat, ia dipanggil oleh ibunya. Namun, Juraij tetap shalat tidak menghiraukan panggilan ibunya. Ia berpikir lebih baik menyelesaikan shalatnya terlebih dahulu, lalu memenuhi panggilan ibunya. Keesokan harinya, ibunya datang lagi, sedangkan Juraij sedang shalat. Ia berpikir lebih baik menyelesaikan shalatnya terlebih dahulu, lalu memenuhi panggilan ibunya. Peristiwa ini terjadi lagi di hari berikutnya. Ternyata ibunya tidak ridho, ia merasa sakit hati oleh perilaku anaknya. Ia berdo’a kepada Allah, “Yaa Allah, janganlah Engkau matikan dia sebelum ia dipermalukan”. Ternyata do’a ibu tersebut diijabah oleh Allah.
Pada suatu hari, ketika Juraij sedang berada di rumahnya, datanglah kepadanya seorang wanita cantik dan bermaksud untuk menggodanya, namun Juraij menolaknya. Wanita tersebut, merasa sakit hati, lalu ia berzina dengan seorang penggembala. Akibatnya, perempuan itu hamil dan melahirkan seorang bayi, dan ia umumkan kepada masyarakat bahwa bayinya itu merupakan hasil perbuatan mesumnya dengan Juraij. Tentu saja Juraij sulit membantah, sehingga masyarakat marah kepadanya dan menghancurkan rumahnya. Di saat genting itu Juraij shalat dua rakaat dan mohon kepada Allah agar ditunjukkan kebenarannya. Lalu Juraij mendatangi anak tersebut dan bertanya kepadanya, siapa ayahmu? Bayi tersebut menjawab, ayahku adalah seorang penggembala.
Mengetahui hal itu, masyarakat pun meminta maaf kepada Juraij dan berjanji mereka akan membangun kembali rumahnya yang lebih bagus dari semula. Namun, hal itu ditolak oleh Juraij. Akhirnya, mereka pun membangun rumah Juraij seperti sedikala.(Sumber: Bukhari-Muslim)

Rabu, 10 Juni 2009

Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan?

Sesungguhnya Bersama Kesulitan Ada Kemudahan?
Dikisahkan bahwa ada seorang lelaki saleh yang sering ditimpa kesedihan dan kegalauan serta dirundung berbagai masalah hingga nyaris putus asa. Suatu hari ia berjalan, lalu seperti mendengar suara yang memanggil, tetapi tidak melihat ada orang di sekelilingnya. Pada waktu yang lain, saat sedang tidur ia bermimpi seolah melihat seseorang mengatakan, “Aku melihat kematian lebih pantas bagi orang yang mudah menyerah.”
Ia kemudian menuturkan bahwa setelah mengulang-ulang kata-kata ini dalam shalat, kesempitan dadanya menjadi lapang, kesedihannya hilang, kegalauannya berkurang, dan urusannya menjadi gampang. Ia sering mengingatkan,
“Ketahuilah wahai teman,
yang terseok beban kepedihan
bilamana masalah menyesakkan
maka ‘alam nasyrah’ patut Anda renungkan
Sumber: 1001 Kisah Teladan Karya: Hani Al Haj (Pustaka Al Kautsar)

Cemburu pada Buku?

Cemburu pada Buku?
Kemenakan Zubair bin Bakkar mengatakan bahwa pamannya itu lelaki yang baik terhadap keluarganya. Ia tidak berpikir menikah lagi dan tidak pula berminat pada budak perempuan. Mendengar pujian kemenakannya itu, istri Zubair yang paham benar bahwa suaminya adalah kutu buku berat berkata,”Demi Allah, buku-buku itu lebih berat membebani hatiku daripada tiga istri lagi!”
Sumber: 1001 Kisah Teladan Karya: Hani Al Haj (Pustaka Al Kautsar)

Aku Takut Hartaku Habis, Sedangkan Kebodohanku Tetap Ada

Aku Takut Hartaku Habis, Sedangkan Kebodohanku Tetap Ada
Al-Ashmu’i menuturkan bahwa ia mengatakan kepada salah seorang anak Arab,”Apakah Engkau suka mempunyai uang seratus ribu dirham tetapi Engkau bodoh?” Ia menjawab,”Tentu tidak mau.” Al-Ashmu’i bertanya lagi, “Mengapa demikian?” Ia menjawab,”Aku takut dengan kebodohanku itu aku melakukan kejahatan yang membuatku kehilangan hartaku, sementara kebodohanku tetap ada.”
Sumber: 1001 Kisah Teladan Karya: Hani Al Haj (Pustaka Al Kautsar)

Harus Memelihara Kitab-Kitab Ilmu Pengetahuan?


Ahmad bin Ali bin Tsabit menuturkan bahwa seorang laki-laki menyampaikan maksud untuk meminjam sebuah buku dari seorang ulama kenamaan, Abu Hamid Ahmad bin Abu Thahir Al-Isfarayini. Suatu hari Abu Hamid pernah melihat laki-laki itu mengambil anggur dengan mengatasnamakan dirinya. Kemudian Abu Hamid menjawab agar laki-laki itu datang ke rumahnya.
Ketika ia benar-benar datang, Abu Hamid mengeluarkan buku itu dan ia letakkan di atas nampan, lalu menyerahkan kepadanya sambil berkata,”Ini buku yang hendak Engkau pinjam, dan ini nampan yang dapat Engkau gunakan untuk meletakkan makanan yang hendak Engkau makan!” Dengan demikian, laki-laki itu menyadari kejahatan yang ia lakukan.
Sumber: 1001 Kisah Teladan Karya: Hani Al Haj (Pustaka Al Kautsar)

Selasa, 09 Juni 2009

Apakah Baik Orang Seperti Aku Mencari Ilmu?


Al-Manshur bin Al-Mahdi, dari keluarga Dinasti Abbasiyah, bertanya kepada Khalifah Al Makmun, “Apakah baik orang seperti aku mencari ilmu?” Ia menjawab, “Meninggal dalam mencari ilmu lebih baik daripada hidup puas dalam kebodohan.” Ia bertanya lagi, “Sampai kapan itu baik bagiku?” Ia menjawab, “Selama hidup itu baik bagimu.”
Sumber: 1001 Kisah Teladan Karya: Hani Al Haj (Pustaka Al Kautsar)

Zamzam untuk Diminum

Al Humaidi menuturkan bahwa suatu hari ia berada di majlis Sufyan bin Uyainah. Lalu, ia menyampaikan hadits tentang air zamzam yang bisa membawa berkah kepada orang yang meminumnya sesuai yang ia inginkan. Seorang laki-laki kemudian berdiri sambil berkata,”Hai Sufyan, apakah hadits yang Engkau bicarakan kepada kami itu shahih?” Ia menjawab, “Ya, benar shahih.” Lalu ia berkata lagi, “Sungguh sekarang aku sudah minum zamzam satu ember, dan aku menginginkan agar Engkau menyampaikan seratus hadits kepadaku.” Sufyan menjawab, “Duduklah!” Lalu ia memberinya seratus hadits.
Sumber: 1001 Kisah Teladan Karya: Hani Al Haj (Pustaka Al Kautsar)

Senin, 08 Juni 2009

Zikir dan Doa

A. Zikir
Apabila kita telah selesai melaksanakan salat fardu yang lima waktu kita disunatkan untuk berzikir dan berdoa. Setelah salat fardu merupakan waktu yang sangat baik untuk berzikir dan berdoa karena kita masih dalam keadaan suci dari hadas dan najis. Namun, kita tidak dilarang untuk berzikir atau berdoa di lain waktu. Dengan demikian, berzikir dan berdoa boleh dilakukan kapan saja dan di mana saja asalkan di tempat yang suci.

1. Pengertian Zikir
Menurut arti bahasa, zikir adalah ingat atau menyebut. Adapun menurut arti istilah, zikir adalah mengucapkan kalimat suci yang dapat menggerakkan hati manusia untuk selalu mengingat Allah swt.
Berzikir ini dapat dilakukan dengan lisan dan hati, seperti ucapan tasbih, memuji, menyanjung, dan menyebut sifat-sifat kebesaran dan keagungan serta sifat kesempurnaan yang dimiliki Allah swt. Oleh karena itu, berzikir kepada Allah swt. merupakan perbuatan yang dapat memberikan ketenangan hati. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an surah Ar-Ra’du [ 13 ] ayat 28 yang artinya:“ . . . Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’du [13] : 28)
Oleh karena itu, Allah memerintahkan manusia agar selalu berzikir kepada-Nya dengan zikir yang sebanyak-banyaknya, sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an surah Al-Ahzab [33] ayat 41, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya.” (Q.S. Al-Ahzab [33] : 41)
Dengan berzikir, kita diharapkan dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah. Zikir adalah sarana untuk memperkuat kadar keimanan kita kepada Allah swt. Berzikir kepada Allah bukan hanya dengan ucapan sebanyak-banyaknya,melainkan juga dengan perbuatan atau pengamalan yang nyata. Oleh karena itu, ingatlah kepada Allah sebanyak-banyaknya jika kalian ingin mendapatkan kasih sayang Allah swt.

2. Bacaan Zikir
Bacaan zikir yang disunahkan dibaca setelah kita selesai salat wajib adalah bacaan istigfar, tasbih, tahmid, takbir dan tahlil. Adapun urutan membaca zikir setelah salat adalah sebagai berikut.

a. Bacaan Istigfar
Bacaan zikir yang disukai oleh Allah swt. adalah yang diawali dengan membaca istigfar (memohon ampun). Jika kita telah selesai salat disunahkan membaca istigfar sebanyak tiga kali. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi saw.
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَ تِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلاَثًا
(رواه مسلم)
ِِArtinya: “Dari Tsauban r.a. katanya: Biasanya apabila Rasulullah saw. telah selesai salat, beliau istighfar (mohon ampun) tiga kali . . . .” (H.R. Muslim)

Bacaan istigfar adalah:
اَسْتَغْفِرُ الله َالْعَظِيْمِ (Astagfirullaahal ‘azhiim)
Artinya: “Saya mohon ampun kepada Allah Yang Mahaagung.”


Selanjutnya, membaca doa berikut ini.
اَللَّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَاذَا الْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ
Artinya: “Wahai, Allah! Engkaulah Yang Maha Selamat, dan dari Engkaulah segala keselamatan. Engkau Maha Memberkahi, wahai Dzat Yang Mahaagung, dan Mahamulia.”


b. Bacaan Tasbih
Bacaan tasbih setelah salat dibaca sebanyak 33 kali. Bacaan tasbih adalah:
سُبْحَانَ اللهِ(Subhanallah)
Artinya: “Mahasuci Allah.”


c. Bacaan Tahmid
Bacaan tahmid setelah salat dibaca sebanyak 33 kali. Bacaan tahmid adalah:
اَلْحَمْدُ ِللهِ (Alhamdulillah)
Artinya: “Segala puji bagi Allah.”


d. Bacaan Takbir
Bacaan takbir setelah salat dibaca sebanyak 33 kali. Bacaan takbir adalah:
اَلله ُاَكْبَرُ (Allaahu akbar)
Artinya: “Allah Yang Mahabesar.”


e. Bacaan Tahlil
Bacaan tahlil setelah salat dibaca sebanyak 1 kali. Bacaan tahlil adalah:
لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله ُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
(Laa ilaha illallahu wahdahu la syarikallahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syaiin qadir)
Artinya: “Tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segalak kekuasaan dan puji, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”(H.R. Muslim)


3. Adab Berzikir
Agar kita dapat berzikir dengan baik, perhatikan adab berzikir berikut ini.
1) ketika berzikir disunatkan dengan suara pelan (sir);
2) bersih pakaian dan badan dari hadas dan najis;
3) menghadap kiblat;
4) hendaknya bersikap khusyuk dan tadharu;
5) menggunakan lafal-lafal zikir yang pernah diucapkan Nabi saw.;
6) dalam berzikir hendaknya dimulai dengan memohon ampun kepada Allah swt.


B. Doa
1. Pengertian Doa
Menurut arti bahasa, doa adalah menyeru atau memohon pertolongan. Adapun menurut arti istilah, doa adalah permohonan dari seorang hamba terhadap Tuhannya atau permohonan dari seorang makhluk terhadap Khaliknya.
Berdoa merupakan anjuran dari Allah swt. Sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-Mukmin [40] ayat 60, yang artinya:” Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu . . . . “ (Q.S. Al-Mukmin [40] :60)
Oleh karena itu, berdoa kepada Allah swt. termasuk suatu ibadah. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi saw. berikut ini.
عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ الله ُعَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اِنَّ الدُّعَاءَ هُوَ الْعِبَا دَةُ
(رواه الاربعة)
Artinya: ”Dari Nu’man bin Basyir r.a. dari Nabi saw. beliau bersabda sesungguhnya doa itu adalah ibadah . . . . “ (H.R. Empat ahli Hadits)
Berdasarkan hadits tersebut jelaslah bahwa doa itu termasuk suatu ibadah. Karena apabila kita telah berdoa berarti kita telah mengakui kerendahan dan kehinaan diri kita di hadapan Allah Yang Mahatinggi, dan Mahamulia tempat kita memohon.


1. Doa Setelah Salat
Apabila kalian telah selesai berzikir, sebaiknya dilanjutkan dengan berdoa. Berdoa ialah memohon kepada Allah secara langsung, untuk memperoleh karunia dan segala yang diridai-Nya serta untuk menjauhkan diri dari kejahatan atau bencana yang tidak dikehendaki. Karena itulah berdoa kepada Allah penting sekali bagi kehidupan seseorang hamba Allah dan bahkan dipandang sebagai ibadah di samping ibadah-ibadah lainnya.
Berikut ini kalian akan mempelajari beberapa doa yang sebaiknya dibaca setelah selesai melaksanakan salat fardu lima waktu.


a. Doa Memohon Ilmu yang Bermanfaat
Sebagai seorang pelajar tentunya kalian ingin memperoleh ilmu yang bermanfaat. Untuk itu, jika kalian selesai melaksanakan salat fardu yang lima waktu hendaknya memohon kepada Allah agar diberi ilmu yang bermanfaat. Berikut ini bacaan doa memohon ilmu yang bermanfaat.
اَللَّهُمَّ عَلِّمْنِى بِمَا يَنْفَعُنِى وَانْفَعْنِى بِمَا عَلَّمْتَنِى اِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْخَبِيْرُ
Artinya: “Ya Allah, ajarilah aku segala hal yang bermanfaat bagiku dan berilah manfaat semua pengetahuan yang telah aku pelajari. Sungguh Engkau adalah zat Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”


اَللَّهُمَّ اِنِّى اَسْئَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima.


b. Doa Mohon Kebahagiaan di Dunia dan Akhirat
Salah satu doa yang biasa dibaca oleh Rasulullah saw. setelah selesai salat adalah memohon kebahagiaan dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Bacaan doanya adalah sebagai berikut.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.”


c. Doa untuk Kedua Orang Tua
Tentunya kalian ingin memperoleh predikat anak yang saleh, bukan? Pernahkah kalian mendoakan kedua orang tua kalian? Salah satu ciri anak yang saleh yaitu senantiasa mendoakan ibu dan bapaknya (orang tuanya). Untuk itu, sejak kecil hendaknya kalian membiasakan diri mendoakan ibu dan bapak kalian agar diampuni segala dosanya dan senantiasa disayangi oleh Allah swt. Bacaan doa untuk orang tua adalah sebagai berikut.
رَبِّ اغْفِرْلِى وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيْرًا
Artinya: “Ya Tuhanku, ampunilah dosa-dosaku dan dosa kedua orang tuaku,serta berilah rahmat dan kasih sayang kepada keduanya sebagaimana keduanya memeliharaku sejak kecil.”


d. Doa Mohon Ampun kepada Allah swt.
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita tidak akan terlepas dari hal-hal yang mengandung dosa, baik melalui ucapan maupun perbuatan. Untuk itu, kita hendaknya memohon ampun kepada Allah dari segala dosa yang pernah kita lakukan, baik dosa kepada Allah maupun kepada sesama manusia. Berikut ini salah satu doa untuk memohon ampun kepada Allah.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
Artinya: “Ya Tuhan kami, kami telah berbuat aniaya pada diri kami, dan jika Engkau tidak mengampuni dan memberikan rahmat kepada kami, sungguh kami termasuk golongan orang yang merugi.”


2. Adab Berdoa
Sebagaimana berzikir, berdoa hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya dan khidmat serta memperhatikan adab berdoa. Berikut ini beberapa adab dalam berdoa.
1) Ketika berdoa hendaknya dalam keadaan suci dari hadas dan najis.
2) Berdoa sebaiknya dilakukan dengan perlahan-lahan sehingga tidak terdengar oleh orang lain karena Allah sangat dekat dengan kita.
3) Berdoa hendaknya dilakukan pada saat-saat ijabah doa, misalnya setelah salat, pada saat sujud terakhir dalam setiap salat, baik salat wajib maupun salat sunah, dan salat tahajud.
4) Ketika berdoa hendaknya bersikap khusyuk dan tadharu serta penuh harapan akan terkabulnya doa yang disampaikan.
5) Dalam berdoa hendaknya dimulai dengan memuji atau menyebut nama Allah swt.
6) Sebaiknya menggunakan lafal-lafal doa yang pernah diucapkan Nabi saw.




Sabtu, 06 Juni 2009

Apakah Akhlak Itu?

Pengertian Akhlak
Kata “ akhlak” berasal dari bahasa Arab,bentuk jamak dari khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, watak, tabiat, kebiasaan atau tingkah laku. Sedangkan menurut istilah (Imam Al Ghazali), akhlak adalah sesuatu bentuk (naluri asli) dalam jiwa seseorang manusia yang dapat melahirkan sesuatu tindakan dan kelakuan dengan mudah dan spontan tanpa reka pikiran.
Dasar Akhlak
Menurut ajaran Islam yang menjadi dasar akhlak adalah Al Qur’an dan As-Sunnah.
Tujuan Akhlak
Tujuan dari akhlak adalah hendak menciptakan manusia agar menjadikan makhluk yang tinggi dan sempurna akhlaknya serta membedakannya dari makhluk-makhluk yang lain.
Macam-Macam Akhlak
Akhlak terdiri atas dua macam, yaitu akhlakul mahmudah dan akhlakul mazmumah.
1) Akhlakul mahmudah atau akhlakul karimah yaitu akhlak terpuji (baik). Ciri-cirinya, yaitu:
· Beriman kepada Allah swt., malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat dan takdir-Nya
· Rajin beribadah
· Membayar zakat
· Amanah (terpercaya, jujur, menepati janji
· Tawadhu
· Berbicara sopan dan baik
· Tidak sombong
· Menghormai tetangga
· Tidak kikir dan tidak royal (boros)
2) Akhlakul mazmumah, yaitu segala tingkah laku yang tercela atau akhlak yang jahat, seperti: berdusta, menjadi saksi palsu,berkhianat,takabur/sombong, tamak/serakah, berbuat zalim,berburuk sangka dan mengumpat.

Jumat, 05 Juni 2009

Sifat-Sifat Allah swt.

Sifat-sifat Allah terdiri atas 3, yaitu sifat wajib, sifat mustahil dan sifat jaiz.
1. Sifat Wajib Bagi Allah swt.
Sifat wajib adalah sifat yang harus ada pada Dzat Allah swt. sebagai kesempurnaan bagi-Nya. Sifat-sifat wajib Allah tidak dapat diserupakan dengan sifat-sifat makhluk-Nya maka sifat Allah wajib diyakini dengan akal (wajib aqli) dan berdasarkan Al Qur’an dan hadits Nabi saw. (wajib naqli).
Menurut para ulama kalam sifat wajib bagi Allah itu ada 20 sifat, sebagai berikut.
1) Wujud artinya Ada
2) Qidam artinya Dahulu
3) Baqa’ artinya Kekal
4) Mukhallafatu lil Hawaditsi artinya Berbeda dari Semua Makhluk
5) Qiyamuhu Binafsihi artinya Berdiri Sendiri
6) Wahdaniyah artinya Esa
7) Qudrat artinya Maha Kuasa
8) Iradat artinya Berkehendak
9) Ilmu Maha Mengetahui
10) Hayat artinya Hidup
11) Sama’ artinya Mendengar
12) Bashar artinya Melihat
13) Kalam artinya Berfirman
14) Qadiran artinya Mahakuasa
15) Muridan artinya Maha Berkehendak
16) ‘Aliman artinya Maha Mengetahui
17) Hayyan artinya Mahahidup
18) Sami’an artinya Maha Mendengar
19) Bashiran artinya Maha Melihat
20) Mutakalliman artinya Maha Berkata-kata
Kedua puluh sifat wajib Allah ini dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu sifat nafsiyah, salbiyah, ma’ani, dan ma’nawiyah.
a. Sifat Nafsiyah adalah sifat yang hanya berkaitan dengan Zat Allah semata-mata. Sifat ini terdapat dalam sifat wujud.
b. Sifat Salbiyah adalah sifat yang hanya dimiliki oleh Allah, sedangkan makhluk tidak memilikinya. Sifat ini terdapat dalam lima sifat Allah, yaitu qidam, baqa, mukhalafatu lil hawaditsi, qiyamuhu binafsihi, dan wahdaniyah.
c. Sifat Ma’ani adalah sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Sifat ini terdapat pada tujuh sifat Allah, yakni qudrat, iradat, ‘ilmu, hayat, sama’, basher, dan kalam.
d. Sifat Ma’nawiyah adalah keumuman/kelaziman dari sifat ma’ani. Sifat ini tidak dapat berdiri sendiri karena setiap ada sifat ma’ani tentu ada sifat ma’nawiyah. Sifat-sifat yang termasuk ma’nawiyah ada tujuh, yaitu qadiran, muridan, ‘aliman, hayyan, sami’an, bashiran, mutakalliman.
2. Sifat Mustahil Bagi Allah swt.
Sifat mustahil bagi Allah swt. adalah sifat yang tidak layak dan tidak mungkin ada pada Allah swt. Sifat-sifat mustahil ini merupakan kebalikan dari sifat wajib bagi Allah sehingga jumlahnya sama. Sifat-sifat mustahil bagi Allah adalah sebagai berikut.
1) ‘Adam artinya tidak ada
2) Huduts artinya baru atau permulaan
3) Fana artinya binasa atau rusak
4) Mumatsalatu lil Hawaditsi artinya menyerupai yang baru
5) Ihtiyaju li ghairihi artinya membutuhkan sesuatu selain dirinya
6) Ta’adud artinya berbilang lebih dari satu
7) ‘Ajzun artinya lemah
8) Karahah artinya terpaksa
9) Jahlun artinya bodoh
10) Mautun artinya mati
11) Shamamun artinya tuli
12) ‘Umyun artinya buta
13) Bukmun artinya bisu
14) ‘Ajizan artinya Mahalemah
15) Mukrahan artinya Maha terpaksa
16) Jahilan artinya Mahabodoh
17) Mayyitan artinya Mahamati
18) Ashamma artinya Mahatuli
19) A’ma artinya Mahabuta
20) Abkama artinya Mahabisu

3. Sifat Jaiz Bagi Allah swt.
Allah swt selain memiliki sifat wajib dan mustahil juga memiliki sifat jaiz. Menurut arti bahasa jaiz artinya boleh. Yang dimaksud dengan sifat jaiz bagi Allah swt. yaitu sifat yang boleh ada dan boleh tidak ada pada Allah. Sifat jaiz ini tidak menuntut pasti ada atau pasti tidak ada. Sifat Jaiz Allah hanya ada satu yaitu Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu, artinya memperbuat sesuatu yang mungkin terjadi atau tidak memperbuatnya. Maksudnya Allah itu berwenang untuk menciptakan dan berbuat sesuatu atau tidak sesuai dengan kehendak-Nya.

Iman kepada Malaikat

Makhluk yang diciptakan oleh Allah itu ada dua macam, yaitu makhluk nyata atau yang kelihatan dan makhluk gaib atau makluk yang tidak kelihatan. Makhluk yang nyata antara lain manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, matahari, bulan, bintang, bumi dan lain-lain. Adapun yang termasuk makhluk gaib antara lain malaikat, jin, dan setan.
Malaikat merupakan salah satu makhluk gaib. Artinya, Malaikat juga tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium, atau dirasakan oleh panca indra. Mereka hidup dalam suatu alam yang berbeda dengan kehidupan alam semesta yang kita saksikan. Tidak ada yang mengetahui tentang perihal keadaan mereka yang sesungguhnya, kecuali Allah SWT. Meskipun malaikat termasuk makhluk gaib, kita wajib mengimaninya. Artinya, kita wajib percaya bahwa Allah telah menciptakan makhluk yang bernama malaikat. Orang yang mengingkari adanya malaikat berarti ia tidak termasuk orang beriman.
Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari nur atau cahaya. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi saw. yang diterima dari Aisyah.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُلِقَتِ الْمَلاَ ئِكَةُ مِنْ نُوْرٍ (رواه مسلم

Artinya: “Dari ‘Aisyah telah berkata, telah bersabda Rasulullah saw: Malaikat itu diciptakan dari cahaya.” (H.R. Muslim)

a. Sifat-Sifat Malaikat
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa malaikat adalah makhluk gaib. Kita tidak dapat mengenal bentuknya hanya iman yang menetapkan bahwa malaikat itu ada. Berdasarkan ayat-ayat Al Qur’an dan hadits Nabi saw. kita dapat mengetahui tentang keberadaannya dan sebagian sifat-sifatnya.
Setiap makhluk ciptaan Allah tentu mempunyai sifat-sifat yang sesuai dengan kodratnya. Begitu pula Malaikat mempunyai sifat-sifat yang sesuai dengan kodratnya. Sifat-sifat yang dimiliki Malaikat di antaranya adalah:
1) Malaikat adalah hamba Allah yang mulia;
2) Malaikat tidak pernah durhaka;
3) Malaikat tidak pernah maksiat;
4) Malaikat tidak pernah menentang perintah Allah;
Firman Allah swt. yang artinya:“ . . . yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S. At-Tahriim [66] : 6)
5) Malaikat tidak butuh makan, minum, dan tidur;
6) Malaikat tidak mempunyai nafsu;
7) Malaikat tidak berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.


b. Perbedaan Malaikat dan Manusia
Perbedaan antara Malaikat dan manusia adalah sebagai berikut.
1. Malaikat diciptakan dari cahaya (nur), sedangkan manusia diciptakan dari tanah (thurab).
2. Malaikat tidak dapat dilihat oleh mata manusia, sedangkan manusia dapat dilihat.
3. Malaikat selalu menaati perintah Allah swt., sedangkan manusia ada yang taat ada juga yang tidak taat terhadap perintah Allah swt.
4. Malaikat tidak berjenis kelamin, sedangkan manusia berjenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan.
5. Malaikat tidak diberi hawa nafsu, sedangkan manusia diberi hawa nafsu.
6. Malaikat tidak makan, minum dan berketurunan, sedangkan manusia membutuhkan makan, minum dan berketurunan.

Perlu kita ketahui bahwa jumlah malaikat itu banyak sekali hanya Allah swt. yang mengetahui jumlahnya. Namun, malaikat yang wajib diimani ada sepuluh. Kesepuluh malaikat itu memiliki nama dan tugasnya masing-masing sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Qur’an dan hadits Nabi saw.
1. Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu dari Allah kepada para nabi dan rasul.
2. Malaikat Mikail bertugas membagikan rezeki kepada semua makhluk dan mengatur alam semesta atas perintah Allah.
3. Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala/terompet pada hari kiamat.
4. Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa semua makhluk.
5. Malaikat Munkar
6. Malaikat Nakir
Kedua malaikat ini bertugas menanya dan memeriksa manusia di alam kubur.
7. Malaikat Rakib bertugas mencatat semua perbuatan atau amal baik manusia.
8. Malaikat Atid bertugas mencatat semua perbuatan atau amal buruk manusia.
9. Malaikat Malik bertugas menjaga neraka.
10. Malaikat Ridwan bertugas menjaga surge.
Sebagaimana kita telah ketahui bahwa malaikat adalah makhluk Allah yang selalu taat melaksanakan perintah Allah swt. Mereka tidak pernah menolak segala perintah Allah. Bahkan di dalam melaksanakan tugasnya malaikat tanpa mengenal waktu. Mereka tidak pernah mengeluh dan merasa letih. Sebagaimana Allah berfirman di dalam Al Qur’an, Surah Al-Anbiyaa [21] ayat 19-20 yang artinya: ”Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih.Mereka(malaikat-malaikat) bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang.” (Q.S. Al-Anbiya [21] : 19-20)

Kapan saja dan di mana saja malaikat siap melaksanakan tugas yang dibebankan oleh Allah swt kepada mereka. Firman Allah swt. yang artinya: “mereka tidak berbicara mendahului-Nya dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (Q.S. Al-Anbiya [21] : 27).
Dalam ayat lain Allah swt berfirman yang artinya : “Mereka takut kepada Tuhan yang (berkuasa) di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka). (Q.S. An Nahl [16]: 50).


KIsah Nabi Adam a.s.

a. Nabi Adam a.s. sebagai Manusia Pertama
Nabi Adam a.s. (alaihis salaam) merupakan nenek moyangnya manusia di dunia ini. Mengapa? Hal ini disebabkan Nabi Adam a.s. adalah manusia yang pertama kali diciptakan oleh Allah swt. dengan tangan-Nya sendiri. Karena itu, Nabi Adam a.s. sering disebut juga sebagai bapak semua manusia. Semua manusia di dunia ini merupakan keturunan Nabi Adam a.s. Nabi Adam a.s. diciptakan oleh Allah swt. dari tanah liat yang kering. Dari tanah liat kering tersebut Allah membentuk makhluk, yaitu manusia. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an surah Al-Hijr [15] ayat 26 yang artinya: “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (Q.S Al-Hijr [15]: 26)
Setelah Adam terbentuk, kemudian Allah swt. meniupkan ruh ke dalam tubuhnya. Sejak saat itu, Adam hidup dan menjadi manusia yang lahir tanpa ayah dan ibu. Namun, sebelumnya Allah swt. juga telah menciptakan makhluk lain, seperti malaikat dan jin. Malaikat dan jin termasuk makhluk gaib, yaitu makhluk yang tidak dapat dilihat. Malaikat diciptakan dari nur atau cahaya, sebagaimana dijelaskan dalam sabda Nabi Muhammad SAW.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله ُعَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُلِقَتِ الْمَلاَ ئِكَةُ مِنْ نُوْرٍ (رواه مسلم
Artinya: “Dari ‘Aisyah telah berkata, telah bersabda Rasulullah saw: Malaikat itu diciptakan dari cahaya.” (H.R. Muslim)

ِAdapun jin adalah makhluk Allah yang diciptakan dari api yang sangat panas. Hal ini dijelaskan dalam Al Quran surah Al-Hijr [15] ayat 27 yang artinya: “Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (Q.S. Al Hijr [15]: 27)

Selain diutus sebagai nabi dan rasul, Nabi Adam a.s. dijadikan sebagai khalifah di bumi ini. Oleh karena itu, Nabi Adam a.s. telah dilebihkan oleh Allah swt. dengan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk menggali dan mengungkapkan benda-benda alam yang ada di bumi ini. Setiap ada yang bertanya mengenai nama-nama benda di dunia ini, Nabi Adam a.s. dapat menyebutkan nama-nama benda tersebut dengan benar.
Dengan adanya kelebihan dan keistimewaannya itu, kemudian Allah swt. memerintahkan para malaikat dan jin untuk bersujud kepada Nabi Adam a.s. sebagai penghormatan kepadanya. Para malaikat pun berkumpul dan mengelilingi Nabi Adam a.s., lalu mereka bersujud sebagai penghormatan kepada Nabi Adam a.s. untuk memenuhi perintah Allah. Sebaliknya, jin menolak dan membangkang terhadap perintah Allah swt. tersebut. Jin inilah yang dinamakan iblis. Iblis menolak untuk bersujud atau menghormat kepada Adam a.s. karena ia menganggap dirinya lebih mulia daripada Adam a.s. Adam diciptakan dari tanah, sedangkan Iblis diciptakan dari api. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-Hijr [15] ayat 32 dan 33 yang artinya: Dia (Allah berfirman): "Wahai iblis! Apa sebabnya kamu (tidak ikut) sujud bersama mereka?" Ia (iblis): "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk." (Q.S. Al-Hijr [15] 32-33)

Akibat penolakan itu, akhirnya Allah swt. mengusir iblis dari surga dan melaknatnya untuk selama-lamanya hingga hari pembalasan. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an surah Sad [38] ayat 77 – 78 yang artinya: (Allah) berfirman, “Kalau begitu keluarlah kamu dari surga! Dan sungguh, kutukan-Ku. tetap atasmu sampai hari pembalasan." (Q.S. Shaad [38]: 77 – 78 )
Sebelum keluar dari surga, iblis mengajukan dua permohonan yaitu umur yang panjang hingga hari kiamat dan izin untuk menggoda dan menyesatkan Adam serta anak cucunya, kecuali orang-orang yang menaati segala petunjuk dan perintah Allah swt. Allah swt. mengabulkan kedua permintaan iblis tersebut dan kelak mereka akan dimasukkan ke dalam neraka. Sejak saat itulah iblis berjanji kepada Allah, bahwa ia akan menggoda dan menyesatkan anak-anak Adam dan keturunannya. Bahkan iblis telah menetapkan dirinya sebagai musuh abadi manusia hingga hari kiamat kelak.
b. Nabi Adam a.s. Dikeluarkan dari Surga
Untuk mendampingi Nabi Adam a.s. agar tidak hidup sendirian, Allah swt. menciptakan manusia lainnya yang berjenis kelamin perempuan, yaitu Siti Hawa seorang wanita cantik sebagai pasangan hidup (istri) Nabi Adam a.s di surga. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an surah Ar-Rum [30] ayat 21 yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran-Nya) ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)bagi kaum yang berpikir.” (Q.S. Ar-Rum [30]: 21)
Nabi Adam dan Siti Hawa hidup bersama dalam surga dengan suatu batasan tidak boleh mendekati sebuah pohon (pohon khuldi) agar mereka tidak termasuk orang-orang yang zhalim. Di dalam surga, Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa hidup berbahagia di sana. Mereka mendapatkan segala kenikmatan yang diinginkannya dan tidak mengalami kesusahan sedikit pun. Iblis merasa iri melihat kebahagiaan Adam dan istrinya tersebut. Iblis yang mengetahui larangan Allah kepada Nabi Adam dan istrinya, kemudian menggoda Nabi Adam dan Hawa agar mereka mau mendekati dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Pada awalnya, Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa tidak menghiraukan bisikan iblis itu. Namun, iblis tidak berputus asa, ia terus-menerus menggoda Nabi Adam a.s. dan istrinya agar mau mendekati pohon tersebut. Akhirnya, Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa tergoda juga dengan bujuk rayu iblis. Mereka pun lupa bahwa mereka dilarang oleh Allah untuk mendekati dan memakan buah pohon tersebut. Seketika itu pula pakaian mereka terlepas dari tubuh mereka. Setelah menyadari kesalahan mereka, Adam dan Hawa sangat menyesali perbuatan mereka. Kemudian, Adam dan hawa memohon ampunan kepada Allah swt. Allah swt berkenan menerima tobat dan mengampuni kesalahan mereka. Adam dan Hawa merasa tenang setelah Allah swt. mengampuni kesalahan mereka. Hal ini dijelaskan dalam Al Qur’an surah Al Baqarah [2] ayat 37 dan surah Al A’raaf [7] ayat 23 yang artinya: “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia-pun menerima tobatnya. Sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.” (Q.S. Al Baqarah [2]:37) yang artinya: “Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (Q.S. Al-A’raf [7] : 23)
Allah menerima tobatnya dan mengampuni Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa. Kemudian, Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke muka bumi ini di tempat yang berbeda.
c. Kisah Qabil dan Habil
Setelah cukup lama Nabi Adam a.s. dan Hawa berpisah, akhirnya Allah swt. mempertemukan kembali Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa di Padang Arafah, yaitu di Jabal ar-Rahmah (Bukit Rahmah). Pertemuan di antara keduanya ini penuh dengan rahmah karena dari pertemuan ini, beberapa tahun kemudian Siti Hawa hamil dan melahirkan anak kembar di antaranya pasangan Qabil (laki-laki) dan Iqlima (perempuan). Kemudian, pasangan Habil (laki-laki) dan Labuda (perempuan). Begitulah seterusnya, setiap Hawa melahirkan anaknya selalu kembar dan berpasangan hingga ia melahirkan sebanyak 21 kali. Adapun pasangan yang terakhir lahir bernama Abdul Mughits dan Amatul. Sementara itu, menurut Ibn Ishaq total jumlah anak-anak Adam a.s. dengan Hawa adalah 40; dengan 20 anak kembar laki-laki dan wanita.
Sebagaimana kalian ketahui bahwa Qabil dan Habil adalah saudara sekandung, kakak beradik, dari Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa. Kedua putra Nabi Adam a.s. ini memiliki sifat yang berbeda. Oleh karena itu, di antara keduanya sering terjadi perselisihan di antara keduanya yang berakhir dengan pembunuhan Habil yang dilakukan oleh Qabil. Peristiwa itu berawal ketika Allah memerintahkan Nabi Adam a.s. untuk menikahkan Qabil dan Habil secara silang. Artinya, Qabil harus dinikahkan dengan Labuda dan Habil dinikahkan dengan Iqlima. Namun, mendengar hal itu Qabil tidak setuju karena ia merasa Iqlima-lah yang pantas dijodohkan dengannya bukan dengan Habil. Untuk mengatasi hal tersebut, Allah memerintahkan kepada Nabi Adam a.s. agar kedua anaknya itu melakukan pengorbanan di atas sebuah bukit. Jika korbannya diterima Allah swt. maka ia berhak nikah dengan Iqlima. Ternyata korban yang diterima oleh Allah swt. adalah korbannya Habil, sedangkan korban Qabil ditolak. Karena korbannya ditolak oleh Allah swt., Qabil bertambah iri dan marah, kemudian ia membunuh Habil. Selanjutnya, Qabil menguburkan mayat Habil sebagaimana yang dicontohkan oleh burung gagak yang dikirim oleh Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an surah Al-Maidah (5) ayat 31 yang artinya: “Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, "Oh, celaka aku! Mengapa Aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal.” (Q.S. Al-Maidah [5]: 31)
Setelah selesai mengubur Habil, Qabil tidak bisa tertawa selama 100 tahun dan tidak terlihat kemenangannya atas dirinya. Kemudian, Qabil pergi ke Kota Aden di daerah Yaman.

 

Post Terbaru

usahamuslim.co.nr

Pengikut

Komentator

Ngaji online

Streaming Network

Telaga Hati

Sponsor

Writing Blogs - Blog Catalog Blog Directory Writing Blogs - Blog Catalog Blog Directory

© Design web by Abu Nafisah Ardi Abdul Aziz